KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaiakan makalah dengan judul METODE-METODE GEOFISIKA. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas Individu dalam mata kuliah Pengantar
Geofisika.
Atas
bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah Makalah
ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami
semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien
dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak memperoleh
bantuan dari berbagai pihak, maka kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun makalah ini kami telah berusaha dengan
segenap kemampuan untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah dan kami berharap
semoga makalah ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Amin.
Samata-Gowa, 12 April
2016
WAODE
MUTMAINNAH
BAB II
PEMBAHASAN
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang
mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya
termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer.
Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi
melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika
yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan
bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara
vertikal maupun horisontal. Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat
diterapkan secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal
yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam
skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll).
METODE-METODE GEOFISIKA
Secara umum, metode geofisika
dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif
dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif
dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan
oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa
bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan
elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktifitas bumi. Medan buatan dapat
berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman
sinyal radar dan lain sebagainya.
Bumi sebagai tempat tinggal manusia
secara alami menyediakan sumber daya alam yang berlimpah. Kekayaan sumber daya
alam Indonesia sangat melimpah, sehingga kita sebagai generasi penerus bangsa
harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada tersebut untuk
kesejahteraan bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam tersebut
memang menjadi kendala bagi kita untukmelakukan eksplorasi terhadap kekayaan
alam yang kita miliki tersebut. Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari
cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam perut
bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah
dengan menggunakan metode survei geofisika. Survei geofisika yang sering
dilakukan selama ini antara lain
1. METODE GEOLISTRIK
2. METODE SEISMIK
3. METODE GPR
4. METODE GRAVITY
5. METODE MAGNETIK
1.
METODE GEOLISTRIK
Geolistrik yang biasa juga
disebut dengan resistivity memanfaatkan medan listrik, prinsipnya adalah 4 buah
elektroda yang di pasang sejajar dengan 2 buah elektoda potensial berada
dibagian dalam dan 2 buah elektroda arus yang dipasang diluar, posisi elektoda
tergantung dari konfigurasi yang kita gunakan,
ada beberapa jenis konfigurasi
diantaranya adalah wenner, schlumberger, dipole-dipole, pole-dipole, dan
lain-lain. Dengan injeksi arus yang diberikan oleh elektoda arus tersebut maka
akan menimbulkan beda potensial dari kedua elektroda potensial yang dipasang
dibagian dalam, nah beda potensial yang terukur tersebut dibagi dengan besaran
kuat arus yang diinjeksikan ke dalam bumi kemudian dikalikan dengan factor
geometri dari hasil inilah muncul nilai resistivitas semu yang selanjutnya
diolah lagi dengan menggunakan perangkat lunak
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan
bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus dan medan
elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah ataupun akibat injeksi arus ke
dalam bumi. Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara lain : metode
potensial diri, arus telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced
Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain. Dalam bahasan ini
dibahas khusus metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode geolistrik tahanan
jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda
arus.Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda
potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak
elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis
masing-masing lapisan di bawah titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih
efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang
memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 feet atau 1500 feet.
Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi munyak tetapi
lebih banyak digunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan
kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air, juga digunakan dalam
eksplorasi geothermal.Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda arus,
dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis, antara lain :
Konfigurasi Schlumberger
Konfigurasi Wenner
Konfigurasi Dipole-dipole
Konfigurasi Pole-dipole
Konfigurasi pole-pole
Tabel Kelebihan dan Kekurangan
Metode Geolistrik dengan Metode Geofisika lainya
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Harga peralatan murah
|
Tidak efektif untuk pemakaian di kawasan karst
|
Biaya survei relatif murah
|
Untuk mendeteksi air tidak bisa diketahui berapa
jumlah volume pasti air tersebut
|
Peralatan relatif kecil dan ringan
|
Tidak bisa
membedakan air mengalir dan yang statis
|
Waktu yang dibutuhkan relatif cepat, bisa
mendapatkan 4 titik dalam sehari
|
Tidak bisa
menjangkau wilayah yang dalam karena jankauannya berkisar 1000-1500 kaki
dibawah permukaan bum
|
2. METODE
SEISMIK
Metode seismik merupakan salah satu
bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika
aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan ‘sumber’ seismik (palu,
ledakan,dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam
medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai
fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk
lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama
kali dilakukan padatahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang
dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi
gelombang seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan
oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada
beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh
merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan
waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan
bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Hukum Fisika
Gelombang Seismik
Gelombang seismik mempunyai kelakuan
yang sama dengan kelakuan gelombang cahaya, sehingga hukum-hukum yang berlaku
untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk gelombang seismik. Hukum-hukum
tersebut antara lain:
- Huygens mengatakan bahwa gelombang
menyebar dari sebuah titik sumber gelombang ke segala arah dengan bentuk
bola.
- Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu
gelombang jatuh diatas bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan
densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika sudut datang
gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan
dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya.
Gelombang datang, gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu
bidang datar.
Di dalam
eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:
A. Metode
seismik bias (refraksi)
Seismik refraksi dihitung
berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke
penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi
setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,sehingga sebenarnya
hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset)
dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan
tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material
dan dikenal sebagaiparameter elastisitas batuan.
B. Metode
seismik pantul (refleksi)
Sedangkan dalam seismik refleksi,
analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran awal
diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang
terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah
permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo
sounding’ pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang
medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang
direkam.Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang
dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium.
Tabel Kelebihan dan Kekurangan
Metode Seismik dengan Metode Geofisika lainya
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Dapat mendeteksi variasi baik lateral
maupun kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
|
Banyaknya data yang dikumpulkan dalam
sebuah survei akan sangat besar jika diinginkan data yang baik
|
Dapat menghasilkan citra kenampakan
struktur di bawah permukaan
|
Perolehan data sangat mahal baik
akuisisi dan logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.
|
Dapat dipergunakan untuk membatasi
kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.
|
Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak
waktu, membutuhkan komputer mahal dan ahli-ahli yang banyak.
|
Respon pada penjalaran gelombang seismik
bergantung dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga,
setiap perubahan konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll)
pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.
|
Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi
umumnya lebih mahal dari metode geofisika lainnya.
|
Memungkinkan untuk deteksi langsung
terhadap keberadaan hidrokarbon
|
Deteksi langsung terhadap kontaminan,
misalnya pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan.
|
Perbandingan Seismik
Refraksi – Seismik Refleksi
Metode Seismik
Refraksi (Bias)
|
Metode Seismik
Refleksi (Pantul)
|
Keunggulan
|
Kelemahan
|
Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi
sumber dan penerima yang kecil, sehingga relatif murah dalam pengambilan
datanya
|
Karena lokasi sumber dan penerima yang
cukup lebar untuk memberikan citra bawah permukaan yang lebih baik, maka
biaya akuisisi menjadi lebih mahal.
|
Prosesing refraksi relatif simpel
dilakukan kecuali proses filtering untuk memperkuat sinyal first berak yang
dibaca.
|
Prosesing seismik refleksi memerluakn komputer yang
lebih mahal, dan sistem data base yang jauh lebih handal.
|
Karena pengambilan data dan lokasi yang
cukup kecil, maka pengembangan model untuk interpretasi tidak terlalu sulit
dilakukan seperti metode geofisika lainnya
|
Karena banyaknya data yang direkam,
pengetahuan terhadap database harus kuat, diperlukan juga beberapa asumsi
tentang model yang kompleks dan interpretasi membutuhkan personal yang cukup
ahli.
|
Kelemahan
|
Keunggulan
|
Dalam pengukuran yang regional , Seismik
refraksi membutuhkan offset yang lebih lebar.
|
Pengukuran seismik pantul menggunakan
offset yang lebih kecil
|
Seismik bias hanya bekerja jika
kecepatan gelombang meningkat sebagai fungsi kedalaman.
|
Seismik pantul dapat bekerja
bagaimanapun perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalaman
|
Seismik bias biasanya diinterpretasikan
dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing-masing lapisan memiliki dip dan
topografi
|
Seismik pantul lebih mampu melihat
struktur yang lebih kompleks
|
Seismik bias hanya menggunakan waktu
tiba sebagai fungsi jarak (offset)
|
Seismik pantul merekan dan menggunakan
semua medan gelombang yang terekam.
|
Model yang dibuat didesain untuk
menghasilkan waktu jalar teramati.
|
Bawah permukaan dapat tergambar secara
langsung dari data terukur
|
3. METODE GPR
Metode ground penetrating radar atau georadar
merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah permukaan
berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio dengan frekuensi
antara 1-1000 MHz. Georadar menggunakan gelombang elektromagnet dan
memanfaatkan sifat radiasinya yang memperlihatkan refleksi seperti pada metode
seismik refleksi.Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang
tepat untuk mendeteksi benda benda kecil yang berada di dekat permukaan bumi
(0,1-3 meter) dengan resolusi yang tinggi yang artinya konstanta dielektriknya
menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan
transiluminasi. Pengukuran refleksi biasa disebut Continuous Reflection
Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding disebut Common Mid Point (CMP)
untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan transiluminasi disebut juga
GPR Tomografi.
Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena
transmitter dan receiver sebagai pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan.
Signal radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa yang tidak terabsorbsi oleh
bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode konfigurasi antena
transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik dan bistatik.
Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung dalam satu antena.
sedangkan moded bistatik bila kedua antena memiliki jarak pemisah.
Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi
tertentu sesuai dengan karaketristik antena tersebut (10 MHz – 4 GHz). Receiver
diset untuk melakukan scan yang secara normal mancapi 32-512 scan per detik.
Setiap hasil scan ditampilkan pada layar monitor (real-time) sebagai fungsi
waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan gelombang EM menjalar
dari transmitter, target dan ke receiver. Tampilan ini disebut radargram.
Fenomena elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell.
Persamaan ini terdiri dari 4 persamaan medan dan untuk tiap-tiap persamaan
merupakan hubungan antara medan dengan distribusi sumber yang bersangkutan.
Persamaan yang menghubungkan sifat fisik medium dengan medan yang timbul
pada medium tersebut dapat dinyatakan dengan :
Keterangan :
H = intensitas medan magnet (ampere/m)
D = perpindahan listrik (coulomb/m2)
є = permitivitas listrik (farad/m)
σ = konduktivitas (1/ohm-m)
Untuk menyederhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan tidak
bervariasi terhadap waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka persamaan Maxwell
dapat ditulis sebagai berikut :
Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan gelombang
elektromagnet. Pada material dielektrik murni suseptibilitas magnetik (μ) dan
permitivitas listrik (є) adalah konstan dan tidak terdapat atenuasi dalam
perambatan gelombang. Tidak sama halnya jika berhadapan dengan material
dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan kandungan air
material tersebut. Keduanya ini mempengaruhi cepat rambat perambatan gelombang
dan atenuasi gelombang elektromagnet.
Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang
dapat menyebabkan gelombang tertransmisikan. Perbandingan energi yang
direfleksikan disebut koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan
cepat rambat gelombang elektromagnet dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan
dari konstanta dielektrik relatif dari media yang berdekatan. Hal ini dapat
terlihat pada persamaan berikut :
Keterangan :
V1 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 1
V2 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 2 , dan V1
< V2
є1 dan є2 = konstanta dielektrik relatif lapisan 1
dan lapisan 2
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian dari energi
yang ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas daplikasikan untuk
keadaan normal pada permukaan bidang datar. Dengan asumsi tidak ada sinyal yang
hilang sehubungan dengan amplitudo sinyal.
Jejak yang terdapat pada rekaman georadar merupakan konvolusi dari
koefisien refleksi dan impulse georadar ditunjukkan oleh persamaan :
Keterangan :
r(t) = koefisien refleksi
A(t) = amplitudo rekaman georadar
F(t) = impulse radar
n(t) = noise radar
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada penampang rekaman
georadar berupa variasi warna. Refleksi atau transmisi di sekitar batas lapisan
menyebabkan energi hilang. Jika kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi
yang sama dengan panjang gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda
ini menyebabkan penyebaran energi secara acak. Absorbsi ( mengubah energi
elektromagnet menjadi energi panas ) dapat menyebabkan energi hilang. Penyebab
yang paling utama hilangnya energi karena atenuasi fungsi kompleks dari sifat
lstrik dan dielektrika media yang dilalui sinyal radar. Atenuasi (α) tergantung
dari konduktifitas (σ), peermeabilitas magnetik (μ), dan permitivity (є) dari
media yang dilalui oleh sinyal dan frekuensi dari sinyal itu sendir (2πf).
Sifat bulk dari material ditentukan oleh sifat fisik dari unsur pokok yang ada
dan komposisinya.
Prinsip kerja georadar
GPR adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah
permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio
yang mempunyai rentang frekuensi antara 1-1000 MHz dan dapat mendeteksi
parameter permitivitas listrik (ε), konduktivitas (σ) dan permeabilitas
magnetik (μ). GPR dapat disebut juga dengan metode refleksi elektromagnetik
karena memanfaatkan sifat radiasi elektromagnetik yang memperliahtkan refleksi
separti pada metode gelombang seismik. GPR digunakan dalam berbagai aplikasi,
termasuk stratigrafi tanah, studi air tanah, pemetaan fracture bedrock
dan penentuan kedalaman dari permukaan air tanah (Annan dan Davis, 1989).
4.
METODE GRAVITY
Metode Gravity adalah salah
satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik
antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan
metode gravity ini yaitu mencari anomali gravity pada subsurface.
Adapun tahapan dari metode ini yaitu :
1. Pengambilan data dari lapangan
Pengambilan data dilapangan dapat menggunakan alat gravimeter, (contoh
kasus : LaCoste & Romberg Model
G-525). pada alat ini terdapat 3 komponen besar (gravimeter, dudukan cembung
dan power supply -accu-),
Tahapan menggunakan alat ini yaitu
dudukan cembung di posisikan pada titik pengukuran, taruh gravimeter diatasnya,
sentring kestabilan alat terhadap permukaan, buka kunci bandul, baca
perhitungan alat, catat datanya, tutup kunci bandul dan selesai.Metoda
ini untuk mengukur adanya perbedaan kecil medan gaya berat batuan. Perbedaan
ini disebabkan karena adanya distribusi massa yang tidak merata di kerak bumi
sehingga menimbulkan tidak meratanya distribusi massa jenis batuan.
Batu beku atau malihan
yang umumnya mempunyai massa jenis lebih besar dari batu sedimen dapat
dibedakan dengan metoda ini. Demikian juga batuan dasar (basement) dengan
batuan sedimen diatasnya. Oleh karenanya metoda ini sering dipergunakan untuk
penelitian bentuk permukaan batuan dasar. Batubara umumnya mempunyai massa
jenis antara 1.2 sampai 1.3; sedangkan batuan lain yang terdapat diatas dan di
bawahnya umumnya mempunyai massa jenis antara 1.8 sampai 2.1. Metoda gaya berat
dapat untuk membedakan batubara tersebut, akan tetapi persyaratannya yang harus
dipenuhi yaitu :
• Titik pengamatan sangat rapat
• Lapisan batubaranya sangat tebal
• Terletak dekat permukaan
5.
METODE MAGNETIK
Metode magnetik didasarkan pada
pengukuran variasi kecil intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang
disebabkan oleh adanya variasi distribusi batuan termagnetisasi di bawah
permukaan bumi. Dari hasil pengukuran magnet diperoleh tiga macam hasil bacaan,
yaitu :
- Medan
magnet utama yang bersumber dari dalam bumi dan berubah terhadap waktu
- Medan
luar yang bersumber dari luar bumi dan merupakan hasil ionisasi di
atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari
- Medan
anomali yang sebagian besar bersumber dari batuan yang mengandung material
magnetik didalamnya.
Penggunaan utama pada metode magnetik ini banyak
difokuskan pada survei awal dalam peninjauan ekplorasi minyak bumi, panas bumi,
mineral, penelitian geologi regional, dan penelitian-penelitian geologi
ekplorasi dalam lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com Geofisika dan Metode
Metodenya _ Geophy Palace.htm (diakses pada tanggal 12 April 2016).
www.google.com Metode Dalam Geofisika
- Science.htm (diakses pada tanggal 11 April 2016).
www.google.com Metode Geofisika _
Pertambangan.htm (diakses pada tanggal 12 April 2016).
www.google.com Metode-metode Geofisika
_ Rengga Deviandra.htm (diakses pada tanggal 12 April 2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar